Rabu, 7 Ogos 2024

Pelancaran Saluran YouTube Kedua : Cahaya Harmoni

 


Link YouTube klik sini :-

https://youtube.com/@cahayaharmoni?si=mv-EhoYbGFeg2MRL


    Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, saya dengan sukacita mempersembahkan penulisan ini kepada semua pembaca. Saya dengan sukacita ingin mengumumkan bahawa hari ini 8 Ogos 2024, pukul 8.00 pagi saya telah melancarkan sebuah lagi saluran YouTube baru yang diberi nama Cahaya Harmoni. Saluran ini bertujuan untuk berkongsi ilmu, inspirasi, lagu motivasi dan nilai-nilai positif kepada semua. 

    Semoga usaha ini diberkati dan memberikan manfaat kepada para penonton. Sudi-sudikanlah SUBSCRIBE dan sokong saluran ini untuk mendapatkan lebih banyak kandungan yang bermanfaat. Semoga setiap huruf dan kata yang tertulis memberi manfaat, pencerahan, dan inspirasi kepada kita semua. 

    Akhir kata sekali saya mengucapkan terima kasih kepada anda yang sentiasa menyokong penulisan saya yang apa adanya ini. Sesungguhnya, setiap kebaikan datangnya dari Allah, dan segala kekurangan adalah dari kelemahan diri saya sendiri.




Jumaat, 2 Ogos 2024

Puisi : Tentang sebuah rumah tua


Di sebuah rumah usang di pinggir kota,

Di mana waktu seolah berhenti,

Temboknya retak, atapnya bocor,

Namun di sana, kenangan masih bercerita.


Kau bisa mendengar bisikan masa lalu,

Di antara lantai yang berderit dan jendela pecah,

Di ruang-ruang kosong yang penuh debu,

Ada riuh tawa dan tangis yang pernah ada.


Rumah ini menyimpan segala kisah,

Tentang cinta, kesedihan, dan harapan,

Meski sekarang hanya sisa reruntuhan,

Ia tetap menjadi saksi perjalanan kehidupan.

Embracing the Light Within: A Journey Through Depression to Healing

 



"Embracing the Light Within: A Journey Through Depression to Healing" is a powerful narrative that delves into the transformative process of overcoming depression.

    This journey often begins with acknowledging the shadows that cloud one's mind and heart, recognizing that these feelings are valid and real. The path to healing involves seeking support, through therapy, medication, or comforting presence of loved ones.

    It is a journey marked by small victories and setbacks, each step revealing the strength and resilience within. Embracing the light within means finding moments of joy and gratitude amidst the darkness, fostering self-compassion, and gradually rebuilding a sense of hope and purpose.

    Ultimately, this journey is a testament to the human spirit's capacity to heal and thrive, even in the face of profound challenges.

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Please click the link below to read the full version.

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Khamis, 1 Ogos 2024

Puisi : PESALAH DIPERSALAH

 


JANGAN PERNAH BAWA AKU BERMAIN

KERANA PERMAINAN KAU DAN AKU TIDAK PERNAH SAMA

JANGAN PERNAH! 

SEKALI AKU MELANGKAH, AKU TIDAK PERNAH BERUNDUR

AKU ORANG YANG BERJALANNYA LURUS

SEKALI AKU BERMAIN, 

AKU TAKKAN PERNAH BERHENTI SELAGI AKU BELUM MEMENANGI

AKU TAKUT KAU MENGALAH SEBELUM KALAH

MALAH NANTI AKU YANG AKAN BERTARUNG SENDIRIAN

SUDAH TENTU TIDAK ENAK PERMAINAN INI TANPA PEMAIN UTAMA

TIDAK MANIS PERTARUNGAN JIKA TIADA KESUDAHAN

TANPA MENANG, TANPA KALAH

JUSTERU ITU, FIKIR-FIKIRKANLAH.

MEMULAI BOLEH, NAMUN JANGANLAH  MENGALAH

KERANA YANG DIPERSALAH KALAU SUDAH BERSERAH,

ITU BUKAN DIA YANG SALAH.

SI DIPERSALAH JIKA SUDAH MEMBUKA LANGKAH,

TAKUTNYA NANTI PESALAH LARINYA BERBIRIT-BIRIT 

MENGHERET PADAH LANGSUNG TERJUN PULA KE LURAH!

TIDAKKAH MALU KALAU SI DIPERSALAH NANTI BERDEKAH?

HENDAK MENANG HARUS BERJUANG!

HENDAK KALAH JANGAN MENGALAH.

Rabu, 5 Jun 2024

Puisi : Polemik Berkanta Si Culas


 

Aku seorang pejalan kaki yang lambat 

Aku juga pejalan kaki bersendiri

Langkahku, sekejap-sekejap terhenti

Apabila bersedia aku teruskan melangkah lagi 

Andai lelah aku berlengah mengumpul kekuatan diri 

Kesendirian yang acapkali disalah erti

Terkadang aku sering bertanya pada diri 

Kenapa begitu kenapa begini

Salahkah aku sendiri?

Lahir sendiri, malah mati nanti pun sendiri 

Bagiku tak salah menjadi diri sendiri

Menikmati hidup sendiri walau terkadang agak sunyi 

Namun lebih baik daripada ramai kemudian rasa tak dihargai

Aku dengan perasaanku sentiasa memanipulasi diri 

Jangankan kamu 

Aku juga tidak mengerti

Siapa diriku sendiri


Puisi : Aku Di Dunia Fantasi







 Kisah aku dengan dunia fantasiku tak akan pernah ada habisnya 

Berimaginasi itu percuma

Kenapa tidak aku teruskan saja?

Biarlah orang nak kata apa

Hanyut di dalam dunia khayalan 

Dunia nyata dipandang tiada


Aku memasang angan

Rumah sederhana di tepi tasik

Sekelilingnya hutan kecil pepohon menghijau

Satu meja kecil dua kerusi tempat aku bersantai menata impi

Gazebo berbangku kayu beserta meja kopi 

Taman bunga penuh berwarna 

Ada lebah juga rerama

Tak cukup dengan itu

Arnab sepasang dua

Kucing seekor dua 

Ini kumau sebagai teman bermanja 

Sambil-sambil menikmati suasana

Punya dapur sederhana tetapi serba ada 

Ya, paling tidak isinya bertahan untuk seminggu dua 

Punya kayuhan roda dua 

Agar setiap petang aku boleh jalan-jalan cuci mata menikmati indahnya alam


Menjelang malam aku punya lilin aromatepi

Ditemani rak penuh buku 

Juga meja kerja tempatku berkarya berhari-hari

Sambil ditempati sebuah katil empuk walau hanya diperbuat daripada ayaman rotan

Klasikkan?

Nyamannya tidurku dipeluk mimpi indah

Apa saja tidak aku khayalkan 

Semuanya!


Bangunku seawal pagi 

Kuakkan daun jendela ukiran kayu jati  

Beburung dengan ciapan merdu

Sesekali ditemani kokokan juga decitan anak ayam

Melangkah aku ke ruang tepi di situ aku akan membakar roti juga membancuh secangkir kopi 

Kuhirup sambil menikmati

Ah! Dinginnya


Semuanya ini aku inginkan

Andai menjadi realiti akulah makhluk paling bahagia di dunia ini 

Bermula dari alam fantasi berhujungnya realiti

Oh! Alangkah indahnya hidup ini

Khamis, 9 Mei 2024

Anekdot : Aku Dan Gelanggang

 




Membesar di dalam sebuah keluarga kecil yang serba kekurangan. Hidupku tidak pernah merasa bagaimana dimanja-manjakan. Bukan dikasari tetapi lebih kepada disuruh berdikari. Jangan pernah salahkan orang tuaku kerana kekerasan itu. Aku bukan disakiti tetapi aku ditempa agar mampu belajar bagaimana bertahan hidup. Aku punya tanggungjawab yang besar tanpa aku sedari. Itulah kenyataan yang perlu aku terima hinggalah ke hari ini.

Zaman kecilku yang dihabisi dengan menyendiri dan menemani orang tuaku ke sana ke mari demi mencari rezeki untuk sesuap nasi. Malamku pula hanya disinari pelita minyak tanah jauh dari kata nak berlilin atau berlampu gasoline. Hidup kami jauh dari kata mewah. Ke sana sini hanya berjalan kaki. Makan pakai kami hanya apa adanya. Baju koyak ditampung sana sini. Nak pakai baju baru jarang sekali. 

Hobi orang susah seperti kami hanya mencari sesuatu yang sesuai dengan jiwa keras kami seperti mana kami bertahan hidup. Keluar masuk hutan, buat kerja kasar, berkuli makan gaji kadang diupah setiap hari kadang ditukar dengan pakaian berguni-guni. Tidak berbaloi jika aku ingat keringat yang kami curahkan dari seawal dinihari hingga ke tenggelam mentari dengan hasil yang diberi setelah bekerja keras sehari-hari. Tapi, itulah...Hidup zaman itu tidak mudah. Semuanya kami lakukan demi bertahan diri dan sesuap nasi.

Ada masa kami memberi tanpa henti tetapi tidak banyak hasil yang kami terima melainkan beras secupak dua. Pikul guni bertingkat-tingkat, balik jalan kaki dengan gaji sehari hanya diberi makan tiga kali sehari dan habis kerja pernah orang tuaku cuma bergaji dengan rokok sekotak dua. Perit. Membawa adik yang masih merah di dalam dukungan kain di belakang membuatkan aku selalu mengelap airmata tanpa suara. Betapa luluhnya hati kecilku ketika itu melihat kerasnya hidup ini menindas kami yang dalam kemiskinan. Memang maruah diri seperti dinjak-injak. Kami tidak ada pilihan. Hanya itu yang kami mampu lakukan. Cemuhan? Rasanya hidup orang di zaman itu hampir semua sama. Jika beruntung pun sangat sedikit. Kami semua simpan rasa malu. Kami cuma tahu bagaimana untuk bertahan dan meneruskan hidup. Soal malu kami ketepikan.

Berpuluh tahun berlalu kenangan itu masih segar diingatanku. Bukan untuk aku sesali atau ratapi di atas ketidak adilan. Tetapi sesuatu yang perlu aku kenang agar aku tahu erti sebuah harga diri setelah aku berjaya menjadi MANUSIA di kemudian hari. Hidup ini seperti berada di dunia persilatan. Kita perlu belajar bersedia, bertahan, membuat strategi kemudian bertarung. Jika salah langkah maknanya kalah. Jika betul percaturan maknanya kita menang. Ya begitulah kehidupan. Sesuatu yang pahit memang manis untuk dikenang. Ia telah banyak mengajar aku tentang dunia dan isinya.

Terima kasih kerasnya kehidupan. Terima kasih kepada pengalaman. Terima kasih kepada Tuhan. Pelajaran yang tidak pernah akan aku lupakan.

Puisi :- Beratnya Rindu

Versi lagu puisi Lirik penuh versi lagu puisi sila ke pautan seperti di bawah :- https://share-ai.singgenix.com/?token=S7tvkairNKgyHD1Nc5Bdo...